izinkanlah aku mencintaimu...
Thursday 23 June 2011 @ 07:14 | 0 Comment [s]
"Hidup bagaikan garis lurus Tak pernah kembali ke masa yang lalu Hidup bukan bulatan bola Yang tiada ujung dan tiada pangkal...." Perkenankanlah aku mencintaiMu semampuku Allah Tuhanku, aku masih ingat saat pertama dulu aku belajar mencintai-Mu lembar demi lembar kitab ku pelajari seuntai demi seuntai kata para ustaz kuresapi tentang cinta para nabi kasih para sahabat tentang mahabbah para sufi tentang kerinduan para syuhada lalu kutanam dalam jiwa dalam-dalam kutumbuhkan dalam mimpi-mimpi. Tapi Rabbi, Berbilang detik, minit, jam, hari, bulan, dan kemudian tahun berlalu Aku berusaha mencintai-Mu dengan cinta yang paling utama, namun Aku masih juga tak menemukan cinta tertinggi untuk-Mu Aku masih merasakan gelisahku membadai dalam cita yang mengawang Sedang kakiku mengambang, tiada menjejak bumi Hingga aku terhempas dalam jurang dan kegelapan. Wahai Illahi, Berbilang detik, minit, jam, hari,bulan, dan kemudian tahun berlalu Aku mencoba merangkak, menggapai permukaan bumi Dan menegakkan jiwaku kembali Menatap, memohon, dan menghiba-Mu, semampuku Allahu Rahman, Illahi Rabbi Perkenankanlah aku mencintai-Mu semampuku. Illahi, Aku tak sanggup mencintai-Mu Dengan kesabaran menanggung derita Umpama Nabi Ayyub, Musa, Isa, hingga Al-Musthafa Karena itu izinkanlah aku mencintai-Mu Melalui keluh kesah pengaduanku pada-Mu Atas derita batin dan jasadku Atas sakit dan ketakutanku. Aku tak sanggup mencintai-Mu seperti Abu Bakar Yang menyedekahkan seluruh hartanya dan hanya meninggalkan diri-Mu Dan Rasul-Mu bagi peribadi dan keluarga Atau layaknya Umar yang menyerahkan separuh hartanya demi jihad, Atau Utsman yang menyerahkan seribu ekor kuda untuk syiar din-Mu Maka perkenankanlah aku mencintai-Mu semampuku Melalui seratus dua ratus perak Yang terulur pada tangan-tangan kecil di perempatan jalan Pada wanita-wanita tua yang menadahkan tangan di bawah jambatan Pada makanan-makanan sederhana yang terkirim ke handai. Illahi, Aku tak sanggup mencintai-Mu dengan khusyuknya shalat Salah seorang sahabat Rasul-Mu, hingga tak hiraukan dia Pada anak panah musuh yang terhunjam di kakinya Karena itu ya Allah, perkenankanlah aku tertatih menggapai cinta-Mu Dalam shalat yang cuba ku dirikan terbata-bata Meski ingatan kadang melayang ke berbagai masalah dunia. Rabbi, Aku tak dapat beribadah ala para sufi dan rahib Yang membaktikan seluruh malamnya untuk bercinta dengan-Mu Maka ijinkanlah aku untuk mencintai-Mu dalam satu dua rakaat Lailku Dalam satu dua sunnah nafilah-Mu Dalam desah nafas kepasrahan tidurku. Yaa Maha Rahman, Aku tak sanggup mencintai-Mu bagai para al hafidz dan hafidzah, Yang menuntaskan kalam-Mu dalam satu putaran malam Maka perkenankanlah aku mencintai-Mu semampuku Melalui selembar dua lembar tilawah harianku Lewat lantunan seayat dua ayat hafalanku. Yaa Rahim, Aku tak mampu mencintai-Mu seumpama Sumayyah Yang mempersembahkan jiwanya demi tegaknya din-Mu Seandai para syuhada, yang menjual dirinya demi jihad bagi-Mu Maka perkenankanlah aku mencintai-Mu semampuku Dengan sedikit pengajaran demi tumbuhnya generasi baru. Allahu Karim, Aku tak sanggup mencintai-Mu diatas segalanya, perkenankanlah aku mencintai-Mu di dalam segala Perkenankanlah aku mencintai-Mu dengan mencintai keluargaku Dengan mencintai sahabat-sahabatku Dengan mencintai manusia dan alam semesta Allahu Rahmanurrahiim, Illahi Rabbi, Perkenankanlah aku mencintai-Mu semampuku Agar cinta itu meresap dalam jiwaku Agar cinta ini mengalir di sepanjang nadiku |